Powered by 123ContactForm | Report abuse


Petani dan angsa bertelur emasDahulu kala, ada seorang petani yang memiliki seekor angsa yang sangatlah cantik, dimana setiap hari ketika petani tersebut mendatangi kandang angsa, sang Angsa telah menelurkan sebuah telur emas yang berkilauan.

Petani tersebut mengambil dan membawa telur-telur emas tersebut ke pasar dan menjualnya sehingga dalam waktu yang singkat petani tersebut mulai menjadi kaya. Tetapi tidak lama kemudian keserakahan dan ketidak-sabaran petani itu terhadap sang Angsa muncul karena sang Angsa hanya memberikan sebuah telur setiap hari. Sang Petani merasa dia tidak akan cepat menjadi kaya dengan cara begitu.

Suatu hari, setelah menghitung uangnya, sebuah gagasan muncul di kepala petani, gagasan bahwa dia akan mendapatkan semua telur emas sang Angsa sekaligus dengan cara memotong sang Angsa. Tetapi ketika gagasan tersebut dilaksanakan, tidak ada sebuah telur yang dapat dia temukan, dan angsanya yang sangat berharga terlanjur mati dipotong.

Barang siapa yang telah memiliki sesuatu dengan berlimpah, tetapi serakah dan menginginkan yang lebih lagi, akan kehilangan semua yang dimilikinya.
Cerita Karya Aesop 
Sumber : http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Angsa-dan-Telur-Emas-54

Sang Singa mengamati kawanan lembu jantanSeekor singa telah lama mengamati 3 ekor lembu jantan yang sedang makan di padang rumput yang terbuka. Sang Singa telah beberapa kali mencoba untuk menyerang kawanan lembu tersebut, tetapi kawanan tersebut selalu bersatu, saling membantu satu sama lain sehingga sang Singa selalu mengalami kegagalan.
Sang Singa hanya memiliki harapan tipis untuk memangsa lembu-lembu tersebut karena sang Singa bukanlah tandingan ketiga lembu jantan yang kuat, bertanduk tajam dan berkuku kaki yang keras.Tetapi sang Singa tidak pernah meninggalkan padang tersebut karena selalu tergiur untuk memangsa kawanan lembu itu.

Suatu hari, kawanan lembu ini bertengkar hebat sesamanya, dan akibat pertengkaran itu, mereka sekarang berdiri sendiri-sendiri, terpisah jauh antara yang satu dengan yang lainnya.
Saat itulah sang Singa dengan mudahnya menerkam lembu-lembu tersebut satu-persatu.

Dengan bersatu, kita menjadi kuat.
Cerita dari Aesop 
Sumber : http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Tiga-Lembu-Jantan-dan-Singa-102


Semut dan BelalangPada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.

"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"

"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."
Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.

"Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.

Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.
Cerita oleh Aesop 
Sumber dari http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Semut-dan-Belalang-43

Dua ekor kambing berjalan dengan gagahnya dari arah yang berlawanan di sebuah pegunungan yang curam, saat itu secara kebetulan mereka secara bersamaan masing-masing tiba di tepi jurang yang dibawahnya mengalir air sungai yang sangat deras. Sebuah pohon yang jatuh, telah dijadikan jembatan untuk menyebrangi jurang tersebut. Pohon yang dijadikan jembatan tersebut sangatlah kecil sehingga tidak dapat dilalui secara bersamaan oleh dua ekor tupai dengan selamat, apalagi oleh dua ekor kambing. Jembatan yang sangat kecil itu akan membuat orang yang paling berani pun akan menjadi ketakutan.

Tetapi kedua kambing tersebut tidak merasa ketakutan. Rasa sombong dan harga diri mereka tidak membiarkan mereka untuk mengalah dan memberikan jalan terlebih dahulu kepada kambing lainnya.
Saat salah satu kambing menapakkan kakinya ke jembatan itu, kambing yang lainnya pun tidak mau mengalah dan juga menapakkan kakinya ke jembatan tersebut. Akhirnya keduanya bertemu di tengah-tengah jembatan.

Keduanya masih tidak mau mengalah dan malahan saling mendorong dengan tanduk mereka sehingga kedua kambing tersebut akhirnya jatuh ke dalam jurang dan tersapu oleh aliran air yang sangat deras di bawahnya.


Lebih baik mengalah daripada mengalami nasib sial karena keras kepala.
Cerita oleh  Aesop 
Sumber :  http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Dua-Ekor-Kambing-44

Seorang anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya dekat suatu hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya. Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan anjingnya dan memainkan serulingnya.
Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana.
Anak Penggembala dan SerigalaTuannya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan berteriak memanggil orang sekampungnya datang untuk membantunya.

 Dan anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya, "Serigala, serigala!"
Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk membantunya. Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang sekampung.

Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, "Serigala! serigala!", kembali orang-orang kampung yang berlari datang untuk menolongnya, hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak kembali.

Pada suatu sore ketika matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut.
Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, "Serigala! serigala!" Tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. "Dia tidak akan bisa menipu kita lagi," kata mereka.
Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali.

Pembohong tidak akan pernah di percayai lagi, walaupun saat itu mereka berkata benar.
Cerita oleh Aesop  
sumber dari http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Anak-Penggembala-dan-Serigala-39

Powered By Blogger

About this blog

Translate

Followers

Entri Populer

Cursor

Pokemon - Trapinch