Ruben sedang menempuh perjalanan dari Surabaya ke Jakarta dengan
menggunakan bis malam. Di tengah perjalanan, saat bis tersebut berhenti
di sebuah terminal, seorang kakek tua naik dan menawarkan buku-buku
bacaan pada semua penumpang. Sesampainya di kursi Ruben: “Bukunya nak?
Ada macam-macam nih. Buku silat, cinta-cintaan, agama, dan lain-lain”,
ujar sang kakek.
Ruben yang kebetulan sedang tidak bisa tidur pun tertarik. “Ada buku
misteri atau horor gak kek?” “Oh suka cerita horor yah?”, jawab si
kakek. “Kebetulan sisa satu. Pas lagi ceritanya. Tentang bis yang
ditinggali banyak arwah penasaran. Judulnya ‘Bis Malam Penasaran’. Serem
banget pokoknya.”
“Boleh juga tuh. Berapa harganya?” “Seratus lima puluh ribu, nak”
“Walah, mahal bener harganya, kek”. “Ya namanya juga buku bagus. Best
seller. Semua yang baca buku ini kabarnya sampe syok loh waktu baca
endingnya”, si kakek berpromosi ala sales panci.
Ruben pun akhirnya mengalah. Uang seratus lima puluh ribu berpindah
tangan. Entah kenapa, tepat pada saat ia menyerahkan uang tersebut ke
kakek tua, tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar. Angin pun terasa
mulai bertiup kencang. Si kakek buru-buru melangkah turun ke bis, namun
tiba-tiba berhenti dan menolehkan wajahnya pelan-pelan ke arah Ruben.
“Nak”, ujarnya lirih, “apa pun yang terjadi, harap jangan buka halaman
terakhir ya. Ingat, apapun yang terjadi. Kalau tidak nanti kamu akan
menyesal dan saya tidak mau bertanggung jawab.”
Jantung Ruben berdegup kencang. Saking takutnya, ia sampai tidak mampu
menganggukkan kepala hingga akhirnya si kakek turun dari bis dan
menghilang ditelan kegelapan. Singkat cerita, dua jam kemudian, sekitar
pukul satu malam, Ruben selesai membaca seluruh buku tersebut. Kecuali
halaman terakhir tentunya. Dan memang benar seperti yang dikatakan si
kakek penjual, buku itu benar-benar menegangkan dan menyeramkan. Di luar
bis yang melaju kencang, hujan turun dengan derasnya. Kilat menyambar
bergantian dan terkadang terdengar suara guruh yang menggelegar. Sejenak
Ruben melihat berkeliling dan ternyata semua penumpang sudah terlelap.
Bulu kuduknya terasa merinding.
“Baca halaman terakhirnya gak yah?”, pikir Ruben bimbang. Antara
penasaran dengan rasa takut berbaur menjadi satu. Di luar jendela malam
tampak makin gelap. “Ah sudahlah, sekalian aja. Nanggung!”
Dengan tangan gemetar ia pun membuka halaman terakhir dari buku tersebut
secara perlahan… Dan akhirnya tampak sebuah lembaran kosong dengan
sepotong label di bagian pojok kanan atas. Sambil menelan ludah, Ruben
membaca huruf demi huruf yang tercantum:
Bis Malam Penasaran
Terbitan CV. Buku Horror Garing
Harga Pas: Rp 15.000,-
Sumber : http://duniakisahnyata.blogspot.co.id/2013/03/cerita-horor-menyeramkan-tapi-lucu-dan.html.
Selamat Halloween (dipublikasikan tanggal 30 Oktober)
Legenda,
mitos, dan dongeng adalah berbagai jenis cerita rakyat, sebagian besar
yang telah turun-temurun. Legenda biasanya didasarkan pada semacam fakta
sejarah dan memiliki karakter dan kisah yang sangat menakjubkan. Sebuah
mitos memiliki dasar dalam agama, sering bercerita tentang makhluk gaib
atau pencipta, dan biasanya menjelaskan semacam fenomena alam. Dongeng
umumnya memiliki beberapa jenis elemen yang fantastis, dan mungkin fitur
magis, makhluk-makhluk khayalan, dan sering terjadi konflik antara
pihak yang baik dan yang jahat.
Semua tiga jenis cerita memiliki sesuatu yang fantastis dan luar biasa
di dalamnya, perbedaannya ada dalam isi, dari mana asalnya, dan apakah
memiliki bukti fakta bersejarah.Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/52e5a282bccb17394e8b46c4/perbedaan-antara-legenda-mitos-dan-dongeng
Kisah ini berasal dari Jawa Tengah.
Al-kisah pada zaman dahulu kala, ada seorang janda miskin yang tinggal sendiri di tepi hutan. Karena umurnya yang semakin tua, janda itu merasa semakin sulit melakukan pekerjaanya. Karena dia harus melakukanya sendiri. Dari bercocok tanam dan mencari kayu bakar di hutan untuk di jual. Janda itu sering merenungi nasibnya tiap malam. Mengeluh dengan kehidupan yang di jalaninya.
Pada suatu malam, si janda miskin itu kembali merenung seperti biasa. "Andai saja aku memiliki seorang anak, pasti hidup ku tak akan sesusah ini. Akan ada yang membantu semua pekerjaan ku, dan merawat ku ketika aku sudah tua renta nantinya". Keluh janda itu.
Ternyata semua keluh kesahnya di dengar oleh raksasa hijau penguasa hutan yang bernama Buto ijo. Tak sengaja Buto ijo melewati rumah janda miskin itu ketika tengah berburu rusa untuk di mangsanya.
"Hahaha.. Mungkin aku bisa membantu untuk mewujudkan ke inginan mu..". Kata Buto ijo sambil menengok ke jendela.
Mendengar suara yang menggelegar membuat janda itu terkejut dan sadar dari lamunanya. Apa lagi setelah dia melihat sosok menyeramkan yang mengintip dari jendela, membuat janda itu hampir pingsan karena ketakutan.
"Jangan takut, aku tak akan menyakiti mu. Selama ini aku sering memperhatikan mu, aku sering mendengar semua keluh kesah mu. Dan kali ini aku datang untuk mewujudkan ke inginan mu.. Aku bisa memberi mu seorang anak". Kata Buto ijo.
"Benarkah itu..?". Wajah janda itu kini menjadi berbinar-binar karena senang. Rasa takutnya kini telah hilang tertelan rasa bahagianya.
"Tentu saja benar.. Aku adalah raja para raksasa penguasa hutan ini, aku tak mungkin membohongi mu". Kata Buto ijo meyakinkan.
"Lalu.. Bagaimana caranya aku bisa memiliki anak?". Tanya janda itu.
"Dahulu kala sebelum aku dan kaum ku di usir dari kerajaan langit, aku sempat mencuri sebuah biji timun emas ajaib. Jika biji ini kau tanam dan kau rawat, maka dia akan tumbuh dan dapat membuat apa yang kau minta terkabul. Jika kau minta emas, maka dia akan berbuah emas. Jika kau meminta harta, maka buahnya akan berisi intan dan permata. Dan begitu pula jika kau meminta anak, maka buahnya akan berisi seorang bayi". Kata Buto ijo menjelaskan.
"Kalau begitu, cepat berikan biji itu pada ku. Aku akan segera menanamnya..!!". Pinta janda itu bersemangat.
"Tapi ada syaratnya..".
"Apa syaratnya? Semuanya pasti akan ku penuhi". Janda itu semakin tak sabar.
"Jika kelak anak yang lahir adalah lelaki, maka dia akan jadi milik mu sepenuhnya. Tapi ketika yang lahir adalah anak perempuan, maka dia harus kau serahkan pada ku untuk aku makan. Apa kau setuju? Hahaha..". Suara tawa Buto ijo menggelegar ke segenap penjuru hutan. Mendengar syarat yang di ajukan Buto ijo, janda itu termenung sejenak. Tapi karena ke inginan untuk memiliki anak sangat kuat, ahirnya dia menyanggupinya.
Ahirnya biji timun emas ajaib itu di berikan. Dan pada ke esokan harinya, janda itu segera menanamnya. Dia merawat tanaman itu tiap hari, hingga ahirnya tanaman itu berbuah. Tapi betapa terkejutnya dia, ketika yang lahir adalah seorang bayi wanita. Dia menjadi sangat bersedih karena teringat janjinya pada raksasa Buto ijo. Pada malam harinya Buto ijo datang menemui janda itu, setelah dia tahu yang lahir adalah seorang puteri, Buto ijo berniat membawa bayi itu. Tapi si janda memohon tenggang waktu beberapa tahun agar dia bisa merawat bayi itu. Dia beralasan bahwa bayi itu masih terlalu kecil, dan tak akan memuaskan bila di makan. Maka ketika nanti dia telah tumbuh lebih besar, maka dia akan di serahkan ke Buto ijo.
Buto ijo menerima tawaran wanita itu. Dan waktupun terus berlalu setelah kejadian di malam itu. Tiap lima tahun sekali, Buto ijo datang untuk meminta anak gadis itu. Tapi janda itu selalu meminta tenggang waktu dengan alasan yang sama. Tak terasa 20 tahun telah berlalu. Timun emas tumbuh menjadi gadis yang cantik, rajin, baik hati dan periang. Sehingga kehadiran timun emas membuat kehidupan janda itu di penuhi dengan kebahagiaan. Hingga pada suatu hari, Buto ijo datang kembali untuk menagih janji.
"Hai manusia.. Sekarang aku datang lagi ke sini untuk menagih janji mu. Cepat serahkan anak itu pada ku..!! Kesabaran ku sudah mulai habis..!!". Kata Buto ijo marah.
"Beri aku sedikit waktu lagi. Dia masih kurus. Tunggulah hingga dia gemuk". Pinta janda itu.
"Tidak bisa.. Kesabaran ku sudah habis. Satu minggu lagi aku akan datang, dan dia harus sudah siap". Kata Buto ijo sembari pergi menahan amarah.
Sementara itu, Timun emas tengah berada di hutan untuk memetik bunga melati kesukaanya. Ketika dia tengah asik memetik bunga, tiba-tiba ada seorang kakek tua berjubah putih menemuinya. Ternyata kakek itu adalah Raja negeri langit. Dia menceritakan semua kisah timun Emas pada timun Emas. Dan menceritakan juga kesedihan yang di alami oleh ibunya karena janjinya pada Raksasa Buto ijo. Dan ahirnya kakek tua itu memberi sebuah bungkusan kecil pada Timun Emas.
"Di dalamnya berisi sebuah duri, segenggam garam, dan terasi. Gunakan dengan bijak untuk menyelamatkan diri ketika Buto ijo mengejar mu". Pesan kakek itu kemudian menghilang. Timun Emas mengingat baik-baik semua pesan kakek itu. Dan setelah sampai rumah, dia menceritakan semua kejadian yang di alaminya kepada sang ibu. Tentu saja sang ibu merasa terkejut. Tapi Timun Emas menenangkan hati sang ibu, dan dia yakin bahwa dia akan baik-baik saja.
Dan waktu satu minggu ahirnya usai. Raksasa Buto ijo kembali datang untuk menagih janji. Tapi betapa marahnya dia ketika dia menemukan gubuk si janda telah kosong tak berpenghuni. Karena Timun Emas telah membawa ibunya bersembunyi di sebuah goa dan dia sendiri berlari menuju arah gunung untuk menjauhkan Buto ijo dari ibunya. Melihat gubuk yang sudah kosong, Buto ijo pun mengerahkan kesaktianya untuk mencari tahu keberadaan Timun Emas. Dan ahirnya ketemu. Buto ijo pun segera mengerahkan segenap kesaktianya untuk mengejar Timun Emas.
Dengan waktu tak berapa lama, dia sudah dapat melihat Timun Emas berlari di kejauhan. Melihat raksasa Buto ijo yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya di kejauhan, Timun Emas terkejut. Dia panik dan perasaan takut mulai menghampirinya. Akan tetapi dia mulai teringat kembali pesan kakek tua yang dia temui di hutan. Timun Emas pun langsung membuka bungkusan yang di bawanya. Dia mengambil duri dan di lemparkan ke arah Buto ijo. Sungguh ajaib..!! Ketika duri itu menyentuh tanah, kontan kawasan di sekitarnya berubah menjadi hutan yang penuh dengan pohon dan tumbuhan berduri. Tentu saja hal tersebut membuat Buto ijo kesulitan. Karena dia di hambat oleh duri-duri tajam yang membuat sekujur tubuhnya terluka.
Tapi Buto ijo bukanlah raksasa sembarangan. Dia memiliki kesaktian yang tinggi sehingga di angkat menjadi raja para kaum raksasa. Dan dengan ilmu yang dia miliki, ahirnya Buto ijo mampu melewati hutan duri itu. Meski tubuhnya penuh luka dan goresan, dia tetap bertekad kuat mengejar Timun Emas.
"Timun Emas, kau tak akan bisa lari dari ku.. Grrrr..!!". Teriak buto ijo sambil menggeram.
Melihat usaha pertamanya gagal, Timun Emas kembali membuka bungkusan yang di bawanya. Kali ini dia mengambil segenggam garam dan di lemparkanya. Dan ke ajaiban kembali terjadi, kawasan itu berubah menjadi laut yang luas. Sehingga kini jarak antara Timun Emas dan Buto ijo di pisahkan oleh lautan. Tentu saja hal itu membuat Buto ijo kebingungan. Dan kesempatan itu tak di sia-siakan Timun Emas untuk kembali berlari.
Tapi Buto ijo tak menyerah. Kembali dia membaca mantera dan mengeluarkan aji kesaktianya. Dia lalu berenang melewati laut ajaib itu. Lukanya kini menjadi semakin perih karena terkena air laut yang mengandung garam. Tapi ternyata hal tersebut tak menyurutkan tekadnya, malah emosi dan kemarahanya semakin menjadi. Dan ahirnya dengan susah payah, Buto ijo berhasil menyeberangi laut ajaib itu. Dan setelah Buto ijo melewatinya, laut itupun lenyap tak berbekas.
"Kau membuat ku semakin marah.. Lihat saja jika nanti kau tertangkap, aku akan melumat mu hingga tak tersisa.. Aaaarrrggg..!!". Amarah Buto ijo semakin meluap tak terkendali. Melihat usaha keduanya kembali gagal, Timun Emas sedikit cemas. Karena kini dia hanya memiliki satu benda tertinggal, yaitu terasi. Jika ternyata usaha yang terahir ini gagal juga, maka dia sudah pasrah pada nasibnya.
Tapi kembali Timun Emas menguatkan hatinya. Dia yakin, tuhan pasti akan memberi jalan keluar dan menolongnya. Dengan penuh keyakinan dia lempar terasi itu, dan lagi-lagi hal ajaib terjadi. Seluruh kawasan itu berubah menjadi lautan lumpur. Yang dapat menghisap dan menenggelamkan apapun yang berada di atasnya. Kali ini Buto ijo tak terlalu terkejut dengan kejadian itu. Karena itu adalah ke ajaiban ke tiga yang di lihatnya dalam satu hari ini, dia tak lagi heran. Dua rintangan telah mampu dia lalui dengan kesaktianya. Dan hal tersebut membuat Buto ijo yakin pada kesaktian dan kemampuanya. Dia yakin, dengan kesaktian yang di milikinya, dia dapat melewati rintangan ke tiga ini dengan mudah.
Tapi semua di luar dugaanya, dia telah mengambil kesalahan yang cukup fatal. Ternyata lautan lumpur itu memiliki daya hisap yang teramat kuat. Ketika Buto ijo sampai di tengah-tengah lautan lumpur, dia tak mampu lagi bertahan dan ahirnya tenggelam di telan lautan lumpur. Maka tewaslah Buto ijo di tempat itu.
Setelah kematian Buto ijo, Timun Emas kembali ke rumahnya bersama sang ibu. Kini kehidupan mereka lebih tenteram. Hingga pada suatu hari, ada seorang pangeran berburu di hutan. Tanpa di sengaja dia bertemu Timun Emas yang kala itu memetik bunga melati. Melihat kecantikan dan kebaikan hati Timun Emas, sang pangeran pun jatuh cinta. Hingga pada ahirnya Timun Emas di jadikan isteri dan di boyong ke istana bersama sang ibu, dan mereka hidup bahagia hingga ahir hayatnya.
The End
Sumber :http://dongengterbaru.blogspot.co.id/ and google gambar
Para prajurit berdamping dalam keberangkatan sang raja
sangat sibuk untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Maka pada keesokan harinya
berangkatlah pasukan sang raja dengan bendera dan kuda yang disaksikan oleh
seluruh rakyat kerajaan dan dilepas oleh ketujuh orang putrinya.
Keberangkatan
sang ayah sudah berlangsung satu minggu yang lewat. Maka tibalah saatnya yaitu
saat-saat yang dinantikan oleh keenam kakaknya Si Bungsu untuk melampiaskan
nafsu jahatnya yaitu ingin memusnahkan Si Bungsu supaya jangan tinggal bersama
lagi dan bila perlu Si Bungsu harus dibunuh. Tanda-tanda ini diketahui oleh Si
Bungsu lewat mimpinya yang ingin dibunuh oleh kakanya pada waktu tidur di malam
hari.
Tanpa berpikir panjang lagi maka berangkatlah ketujuh orang putri raja tersebut pada siang itu, dengan masing-masing membawa tangguk dan sampailah mereka bertujuh di tempat yang akan mereka tuju (lokasi menangguk), yaitu gua batu, Si Bungsu disuruh masuk terlebih dahulu ke dalam gua, baru diikuti oleh keenam kakaknya. Setelah mereka masuk, Si Bungsu disuruh berpisah dalam menangguk ikan supaya mendapat lebih banyak dan ia tidak tahu bahwa ia tertinggal jauh dengan kakak-kakanya.
Si Bungsu sudah berada lebih jauh ke dalam gua, sedangkan keenam kakaknya masih saja berada di muka gua dan mendoakan supaya Si Bungsu tidak dapat menemukan jejak untuk pulang nantinya. Keenam kakaknya tertawa terbahak-bahak sebab Si Bungsu telah hilang dari penglihatan. Suasana gua yang gelap gulita membuat Si Bungsu menjadi betul-betul kehabisan akal untuk mencari jalan keluar dari gua itu. Tidak lama kemudian keenam kakaknya pulang dari gua batu menuju rumahnya tanpa membawa Si Bungsu dan pada akhirnya Si Bungsu pun tersesat.
Merasa bahwa Si Bungsu telah dipermainkan oleh kakaknya tadi, maka tinggallah ia seorang diri di dalam gua batu tersebut dan duduk bersimpuh di atas batu pada aliran sungai dalam gua untuk meratapi nasibnya yang telah diperdayakan oleh keenam kakaknya, Si Bungsu hanya dapat menangis siang dan malam sebab tidak ada satupun makhluk yang dapat menolong dalam gua itu kecuali keadaan yang gelap gulita serta ikan yang berenang kesana kemari.
Bagaimana nasib Si Bungsu? tanpa terasa Si Bungsu berada dalam gua itu sudah tujuh hari tujuh malam lamanya, namun ia masih belum bisa untuk pulang, tepatnya pada hari ketujuh Si Bungsu berada di dalam gua itu, tanpa disangka-sangka terjadilah peristiwa yang sangat menakutkan di dalam gua batu itu, suara gemuruh menggelegar-gelegar sepertinya ingin merobohkan gua batu tersebut, Si Bungsu pun hanya bisa menangis dan menjerit-jerit untuk menahan rasa ketakutannya, maka pada saat itu dengan disertai bunyi yang menggelegar muncullah seorang kakek tua renta yang sakti dan berada tepat di hadapan Si Bungsu, lalu Si Bungsu pun terkejut melihatnya, tak lama kemudian kakek itu berkata,” Sedang apa kamu disini cucuku?”, lalu Si Bungsu pun menjawab,” Hamba ditinggalkan oleh kakak-kakak hamba, kek!”, maka Si Bungsu pun menangis ketakutan sehingga air matanya tidak berhenti keluar, tanpa diduga-duga pada saat itu dengan kesaktian kakek tersebut titik-titik air mata Si Bungsu secara perlahan-lahan berubah menjadi telur-telur putih yang besar dan banyak jumlahnya, kemudian Si Bungsu pun telah diubah bentuknya oleh si kakek sakti menjadi seekor burung yang indah bulu-bulunya. Si Bungsu masih bisa berbicara seperti manusia pada saat itu, lalu kakek itu berkata lagi, “Cucuku aku akan menolong kamu dari kesengsaraan yang menimpa hidupmu tapi dengan cara engkau telah kuubah bentukmu menjadi seekor burung dan kamu akan aku beri nama Burung Ruai, apabila aku telah hilang dari pandanganmu maka eramlah telur-telur itu supaya jadi burung-burung sebagai temanmu!”. Kemudian secara spontanitas Si Bungsu telah berubah menjadi seekor burung dengan menjawab pembicaraan kakek sakti itu dengan jawaban kwek … kwek … kwek … kwek …. kwek, Bersamaan dengan itu kakek sakti itu menghilang bersama asap dan burung ruai yang sangat banyak jumlahnya dan pada saat itu pula burung-burung itu pergi meninggalkan gua dan hidup di pohon depan tempat tinggal Si Bungsu dahulu, dengan bersuara kwek … kwek …. kwek … kwek …. kwek, Mereka menyaksikan kakak-kakak Si Bungsu yang dihukum oleh ayahnya karena telah membunuh Si Bungsu.

Dengan kedua latar belakang inilah, maka sang raja menjadi pilih kasih terhadap putri-putrinya. Hampir setiap hari keenam kakak Si Bungsu dimarahi ayahnya, sedangkan Si Bungsu sangat dimanjakannya. Melihat perlakuan inilah maka keenam kakak Si Bungsu menjadi dendam, bahkan benci terhadap adik kandungnya sendiri, maka bila ayahnya tidak ada di tempat, sasaran sang kakak adalah melampiaskan dendam kepada Si Bungsu dengan memukul habis-habisan tanpa ada rasa kasihan sehingga tubuh Si Bungsu menjadi kebiru-biruan dan karena takut dipukuli lagi Si Bungsu menjadi takut dengan kakaknya.