Powered by 123ContactForm | Report abuse


Petani dan angsa bertelur emasDahulu kala, ada seorang petani yang memiliki seekor angsa yang sangatlah cantik, dimana setiap hari ketika petani tersebut mendatangi kandang angsa, sang Angsa telah menelurkan sebuah telur emas yang berkilauan.

Petani tersebut mengambil dan membawa telur-telur emas tersebut ke pasar dan menjualnya sehingga dalam waktu yang singkat petani tersebut mulai menjadi kaya. Tetapi tidak lama kemudian keserakahan dan ketidak-sabaran petani itu terhadap sang Angsa muncul karena sang Angsa hanya memberikan sebuah telur setiap hari. Sang Petani merasa dia tidak akan cepat menjadi kaya dengan cara begitu.

Suatu hari, setelah menghitung uangnya, sebuah gagasan muncul di kepala petani, gagasan bahwa dia akan mendapatkan semua telur emas sang Angsa sekaligus dengan cara memotong sang Angsa. Tetapi ketika gagasan tersebut dilaksanakan, tidak ada sebuah telur yang dapat dia temukan, dan angsanya yang sangat berharga terlanjur mati dipotong.

Barang siapa yang telah memiliki sesuatu dengan berlimpah, tetapi serakah dan menginginkan yang lebih lagi, akan kehilangan semua yang dimilikinya.
Cerita Karya Aesop 
Sumber : http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Angsa-dan-Telur-Emas-54

Sang Singa mengamati kawanan lembu jantanSeekor singa telah lama mengamati 3 ekor lembu jantan yang sedang makan di padang rumput yang terbuka. Sang Singa telah beberapa kali mencoba untuk menyerang kawanan lembu tersebut, tetapi kawanan tersebut selalu bersatu, saling membantu satu sama lain sehingga sang Singa selalu mengalami kegagalan.
Sang Singa hanya memiliki harapan tipis untuk memangsa lembu-lembu tersebut karena sang Singa bukanlah tandingan ketiga lembu jantan yang kuat, bertanduk tajam dan berkuku kaki yang keras.Tetapi sang Singa tidak pernah meninggalkan padang tersebut karena selalu tergiur untuk memangsa kawanan lembu itu.

Suatu hari, kawanan lembu ini bertengkar hebat sesamanya, dan akibat pertengkaran itu, mereka sekarang berdiri sendiri-sendiri, terpisah jauh antara yang satu dengan yang lainnya.
Saat itulah sang Singa dengan mudahnya menerkam lembu-lembu tersebut satu-persatu.

Dengan bersatu, kita menjadi kuat.
Cerita dari Aesop 
Sumber : http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Tiga-Lembu-Jantan-dan-Singa-102


Semut dan BelalangPada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.

"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"

"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."
Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.

"Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.

Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.
Cerita oleh Aesop 
Sumber dari http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Semut-dan-Belalang-43

Dua ekor kambing berjalan dengan gagahnya dari arah yang berlawanan di sebuah pegunungan yang curam, saat itu secara kebetulan mereka secara bersamaan masing-masing tiba di tepi jurang yang dibawahnya mengalir air sungai yang sangat deras. Sebuah pohon yang jatuh, telah dijadikan jembatan untuk menyebrangi jurang tersebut. Pohon yang dijadikan jembatan tersebut sangatlah kecil sehingga tidak dapat dilalui secara bersamaan oleh dua ekor tupai dengan selamat, apalagi oleh dua ekor kambing. Jembatan yang sangat kecil itu akan membuat orang yang paling berani pun akan menjadi ketakutan.

Tetapi kedua kambing tersebut tidak merasa ketakutan. Rasa sombong dan harga diri mereka tidak membiarkan mereka untuk mengalah dan memberikan jalan terlebih dahulu kepada kambing lainnya.
Saat salah satu kambing menapakkan kakinya ke jembatan itu, kambing yang lainnya pun tidak mau mengalah dan juga menapakkan kakinya ke jembatan tersebut. Akhirnya keduanya bertemu di tengah-tengah jembatan.

Keduanya masih tidak mau mengalah dan malahan saling mendorong dengan tanduk mereka sehingga kedua kambing tersebut akhirnya jatuh ke dalam jurang dan tersapu oleh aliran air yang sangat deras di bawahnya.


Lebih baik mengalah daripada mengalami nasib sial karena keras kepala.
Cerita oleh  Aesop 
Sumber :  http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Dua-Ekor-Kambing-44

Seorang anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya dekat suatu hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya. Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan anjingnya dan memainkan serulingnya.
Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana.
Anak Penggembala dan SerigalaTuannya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan berteriak memanggil orang sekampungnya datang untuk membantunya.

 Dan anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya, "Serigala, serigala!"
Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk membantunya. Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang sekampung.

Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, "Serigala! serigala!", kembali orang-orang kampung yang berlari datang untuk menolongnya, hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak kembali.

Pada suatu sore ketika matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut.
Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, "Serigala! serigala!" Tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. "Dia tidak akan bisa menipu kita lagi," kata mereka.
Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali.

Pembohong tidak akan pernah di percayai lagi, walaupun saat itu mereka berkata benar.
Cerita oleh Aesop  
sumber dari http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Anak-Penggembala-dan-Serigala-39

Ruben sedang menempuh perjalanan dari Surabaya ke Jakarta dengan menggunakan bis malam. Di tengah perjalanan, saat bis tersebut berhenti di sebuah terminal, seorang kakek tua naik dan menawarkan buku-buku bacaan pada semua penumpang. Sesampainya di kursi Ruben: “Bukunya nak? Ada macam-macam nih. Buku silat, cinta-cintaan, agama, dan lain-lain”, ujar sang kakek.

Ruben yang kebetulan sedang tidak bisa tidur pun tertarik. “Ada buku misteri atau horor gak kek?” “Oh suka cerita horor yah?”, jawab si kakek. “Kebetulan sisa satu. Pas lagi ceritanya. Tentang bis yang ditinggali banyak arwah penasaran. Judulnya ‘Bis Malam Penasaran’. Serem banget pokoknya.”

“Boleh juga tuh. Berapa harganya?” “Seratus lima puluh ribu, nak” “Walah, mahal bener harganya, kek”. “Ya namanya juga buku bagus. Best seller. Semua yang baca buku ini kabarnya sampe syok loh waktu baca endingnya”, si kakek berpromosi ala sales panci.

Ruben pun akhirnya mengalah. Uang seratus lima puluh ribu berpindah tangan. Entah kenapa, tepat pada saat ia menyerahkan uang tersebut ke kakek tua, tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar. Angin pun terasa mulai bertiup kencang. Si kakek buru-buru melangkah turun ke bis, namun tiba-tiba berhenti dan menolehkan wajahnya pelan-pelan ke arah Ruben. “Nak”, ujarnya lirih, “apa pun yang terjadi, harap jangan buka halaman terakhir ya. Ingat, apapun yang terjadi. Kalau tidak nanti kamu akan menyesal dan saya tidak mau bertanggung jawab.”

Jantung Ruben berdegup kencang. Saking takutnya, ia sampai tidak mampu menganggukkan kepala hingga akhirnya si kakek turun dari bis dan menghilang ditelan kegelapan. Singkat cerita, dua jam kemudian, sekitar pukul satu malam, Ruben selesai membaca seluruh buku tersebut. Kecuali halaman terakhir tentunya. Dan memang benar seperti yang dikatakan si kakek penjual, buku itu benar-benar menegangkan dan menyeramkan. Di luar bis yang melaju kencang, hujan turun dengan derasnya. Kilat menyambar bergantian dan terkadang terdengar suara guruh yang menggelegar. Sejenak Ruben melihat berkeliling dan ternyata semua penumpang sudah terlelap. Bulu kuduknya terasa merinding.

“Baca halaman terakhirnya gak yah?”, pikir Ruben bimbang. Antara penasaran dengan rasa takut berbaur menjadi satu. Di luar jendela malam tampak makin gelap. “Ah sudahlah, sekalian aja. Nanggung!”

Dengan tangan gemetar ia pun membuka halaman terakhir dari buku tersebut secara perlahan… Dan akhirnya tampak sebuah lembaran kosong dengan sepotong label di bagian pojok kanan atas. Sambil menelan ludah, Ruben membaca huruf demi huruf yang tercantum:

Bis Malam Penasaran
Terbitan CV. Buku Horror Garing
Harga Pas: Rp 15.000,-

Sumber :  http://duniakisahnyata.blogspot.co.id/2013/03/cerita-horor-menyeramkan-tapi-lucu-dan.html.
Selamat Halloween (dipublikasikan tanggal 30 Oktober)

Legenda, mitos, dan dongeng adalah berbagai jenis cerita rakyat, sebagian besar yang telah turun-temurun. Legenda biasanya didasarkan pada semacam fakta sejarah dan memiliki karakter dan kisah yang sangat menakjubkan. Sebuah mitos memiliki dasar dalam agama, sering bercerita tentang makhluk gaib atau pencipta, dan biasanya menjelaskan semacam fenomena alam. Dongeng umumnya memiliki beberapa jenis elemen yang fantastis, dan mungkin fitur magis, makhluk-makhluk khayalan, dan sering terjadi konflik antara pihak yang baik dan yang jahat.

Semua tiga jenis cerita memiliki sesuatu yang fantastis dan luar biasa di dalamnya, perbedaannya ada dalam isi, dari mana asalnya, dan apakah memiliki bukti fakta bersejarah.
Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/52e5a282bccb17394e8b46c4/perbedaan-antara-legenda-mitos-dan-dongeng

Kisah ini berasal dari Jawa Tengah.

Al-kisah pada zaman dahulu kala, ada seorang janda miskin yang tinggal sendiri di tepi hutan. Karena umurnya yang semakin tua, janda itu merasa semakin sulit melakukan pekerjaanya. Karena dia harus melakukanya sendiri. Dari bercocok tanam dan mencari kayu bakar di hutan untuk di jual. Janda itu sering merenungi nasibnya tiap malam. Mengeluh dengan kehidupan yang di jalaninya. 

Pada suatu malam, si janda miskin itu kembali merenung seperti biasa. "Andai saja aku memiliki seorang anak, pasti hidup ku tak akan sesusah ini. Akan ada yang membantu semua pekerjaan ku, dan merawat ku ketika aku sudah tua renta nantinya". Keluh janda itu. 
Ternyata semua keluh kesahnya di dengar oleh raksasa hijau penguasa hutan yang bernama Buto ijo. Tak sengaja Buto ijo melewati rumah janda miskin itu ketika tengah berburu rusa untuk di mangsanya. 

"Hahaha.. Mungkin aku bisa membantu untuk mewujudkan ke inginan mu..". Kata Buto ijo sambil menengok ke jendela. 
Mendengar suara yang menggelegar membuat janda itu terkejut dan sadar dari lamunanya. Apa lagi setelah dia melihat sosok menyeramkan yang mengintip dari jendela, membuat janda itu hampir pingsan karena ketakutan. 

"Jangan takut, aku tak akan menyakiti mu. Selama ini aku sering memperhatikan mu, aku sering mendengar semua keluh kesah mu. Dan kali ini aku datang untuk mewujudkan ke inginan mu.. Aku bisa memberi mu seorang anak". Kata Buto ijo. 
"Benarkah itu..?". Wajah janda itu kini menjadi berbinar-binar karena senang. Rasa takutnya kini telah hilang tertelan rasa bahagianya. 
"Tentu saja benar.. Aku adalah raja para raksasa penguasa hutan ini, aku tak mungkin membohongi mu". Kata Buto ijo meyakinkan. 
"Lalu.. Bagaimana caranya aku bisa memiliki anak?". Tanya janda itu. 

"Dahulu kala sebelum aku dan kaum ku di usir dari kerajaan langit, aku sempat mencuri sebuah biji timun emas ajaib. Jika biji ini kau tanam dan kau rawat, maka dia akan tumbuh dan dapat membuat apa yang kau minta terkabul. Jika kau minta emas, maka dia akan berbuah emas. Jika kau meminta harta, maka buahnya akan berisi intan dan permata. Dan begitu pula jika kau meminta anak, maka buahnya akan berisi seorang bayi". Kata Buto ijo menjelaskan. 
"Kalau begitu, cepat berikan biji itu pada ku. Aku akan segera menanamnya..!!". Pinta janda itu bersemangat. 

"Tapi ada syaratnya..". 
"Apa syaratnya? Semuanya pasti akan ku penuhi". Janda itu semakin tak sabar. 
"Jika kelak anak yang lahir adalah lelaki, maka dia akan jadi milik mu sepenuhnya. Tapi ketika yang lahir adalah anak perempuan, maka dia harus kau serahkan pada ku untuk aku makan. Apa kau setuju? Hahaha..". Suara tawa Buto ijo menggelegar ke segenap penjuru hutan. Mendengar syarat yang di ajukan Buto ijo, janda itu termenung sejenak. Tapi karena ke inginan untuk memiliki anak sangat kuat, ahirnya dia menyanggupinya. 

Ahirnya biji timun emas ajaib itu di berikan. Dan pada ke esokan harinya, janda itu segera menanamnya. Dia merawat tanaman itu tiap hari, hingga ahirnya tanaman itu berbuah. Tapi betapa terkejutnya dia, ketika yang lahir adalah seorang bayi wanita. Dia menjadi sangat bersedih karena teringat janjinya pada raksasa Buto ijo. Pada malam harinya Buto ijo datang menemui janda itu, setelah dia tahu yang lahir adalah seorang puteri, Buto ijo berniat membawa bayi itu. Tapi si janda memohon tenggang waktu beberapa tahun agar dia bisa merawat bayi itu. Dia beralasan bahwa bayi itu masih terlalu kecil, dan tak akan memuaskan bila di makan. Maka ketika nanti dia telah tumbuh lebih besar, maka dia akan di serahkan ke Buto ijo. 

Buto ijo menerima tawaran wanita itu. Dan waktupun terus berlalu setelah kejadian di malam itu. Tiap lima tahun sekali, Buto ijo datang untuk meminta anak gadis itu. Tapi janda itu selalu meminta tenggang waktu dengan alasan yang sama. Tak terasa 20 tahun telah berlalu. Timun emas tumbuh menjadi gadis yang cantik, rajin, baik hati dan periang. Sehingga kehadiran timun emas membuat kehidupan janda itu di penuhi dengan kebahagiaan. Hingga pada suatu hari, Buto ijo datang kembali untuk menagih janji. 

"Hai manusia.. Sekarang aku datang lagi ke sini untuk menagih janji mu. Cepat serahkan anak itu pada ku..!! Kesabaran ku sudah mulai habis..!!". Kata Buto ijo marah. 
"Beri aku sedikit waktu lagi. Dia masih kurus. Tunggulah hingga dia gemuk". Pinta janda itu. 
"Tidak bisa.. Kesabaran ku sudah habis. Satu minggu lagi aku akan datang, dan dia harus sudah siap". Kata Buto ijo sembari pergi menahan amarah. 

Sementara itu, Timun emas tengah berada di hutan untuk memetik bunga melati kesukaanya. Ketika dia tengah asik memetik bunga, tiba-tiba ada seorang kakek tua berjubah putih menemuinya. Ternyata kakek itu adalah Raja negeri langit. Dia menceritakan semua kisah timun Emas pada timun Emas. Dan menceritakan juga kesedihan yang di alami oleh ibunya karena janjinya pada Raksasa Buto ijo. Dan ahirnya kakek tua itu memberi sebuah bungkusan kecil pada Timun Emas. 

"Di dalamnya berisi sebuah duri, segenggam garam, dan terasi. Gunakan dengan bijak untuk menyelamatkan diri ketika Buto ijo mengejar mu". Pesan kakek itu kemudian menghilang. Timun Emas mengingat baik-baik semua pesan kakek itu. Dan setelah sampai rumah, dia menceritakan semua kejadian yang di alaminya kepada sang ibu. Tentu saja sang ibu merasa terkejut. Tapi Timun Emas menenangkan hati sang ibu, dan dia yakin bahwa dia akan baik-baik saja. 

Dan waktu satu minggu ahirnya usai. Raksasa Buto ijo kembali datang untuk menagih janji. Tapi betapa marahnya dia ketika dia menemukan gubuk si janda telah kosong tak berpenghuni. Karena Timun Emas telah membawa ibunya bersembunyi di sebuah goa dan dia sendiri berlari menuju arah gunung untuk menjauhkan Buto ijo dari ibunya. Melihat gubuk yang sudah kosong, Buto ijo pun mengerahkan kesaktianya untuk mencari tahu keberadaan Timun Emas. Dan ahirnya ketemu. Buto ijo pun segera mengerahkan segenap kesaktianya untuk mengejar Timun Emas. 

Dengan waktu tak berapa lama, dia sudah dapat melihat Timun Emas berlari di kejauhan. Melihat raksasa Buto ijo yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya di kejauhan, Timun Emas terkejut. Dia panik dan perasaan takut mulai menghampirinya. Akan tetapi dia mulai teringat kembali pesan kakek tua yang dia temui di hutan. Timun Emas pun langsung membuka bungkusan yang di bawanya. Dia mengambil duri dan di lemparkan ke arah Buto ijo. Sungguh ajaib..!! Ketika duri itu menyentuh tanah, kontan kawasan di sekitarnya berubah menjadi hutan yang penuh dengan pohon dan tumbuhan berduri. Tentu saja hal tersebut membuat Buto ijo kesulitan. Karena dia di hambat oleh duri-duri tajam yang membuat sekujur tubuhnya terluka. 

Tapi Buto ijo bukanlah raksasa sembarangan. Dia memiliki kesaktian yang tinggi sehingga di angkat menjadi raja para kaum raksasa. Dan dengan ilmu yang dia miliki, ahirnya Buto ijo mampu melewati hutan duri itu. Meski tubuhnya penuh luka dan goresan, dia tetap bertekad kuat mengejar Timun Emas. 

"Timun Emas, kau tak akan bisa lari dari ku.. Grrrr..!!". Teriak buto ijo sambil menggeram. 
Melihat usaha pertamanya gagal, Timun Emas kembali membuka bungkusan yang di bawanya. Kali ini dia mengambil segenggam garam dan di lemparkanya. Dan ke ajaiban kembali terjadi, kawasan itu berubah menjadi laut yang luas. Sehingga kini jarak antara Timun Emas dan Buto ijo di pisahkan oleh lautan. Tentu saja hal itu membuat Buto ijo kebingungan. Dan kesempatan itu tak di sia-siakan Timun Emas untuk kembali berlari. 

Tapi Buto ijo tak menyerah. Kembali dia membaca mantera dan mengeluarkan aji kesaktianya. Dia lalu berenang melewati laut ajaib itu. Lukanya kini menjadi semakin perih karena terkena air laut yang mengandung garam. Tapi ternyata hal tersebut tak menyurutkan tekadnya, malah emosi dan kemarahanya semakin menjadi. Dan ahirnya dengan susah payah, Buto ijo berhasil menyeberangi laut ajaib itu. Dan setelah Buto ijo melewatinya, laut itupun lenyap tak berbekas. 

"Kau membuat ku semakin marah.. Lihat saja jika nanti kau tertangkap, aku akan melumat mu hingga tak tersisa.. Aaaarrrggg..!!". Amarah Buto ijo semakin meluap tak terkendali. Melihat usaha keduanya kembali gagal, Timun Emas sedikit cemas. Karena kini dia hanya memiliki satu benda tertinggal, yaitu terasi. Jika ternyata usaha yang terahir ini gagal juga, maka dia sudah pasrah pada nasibnya. 

Tapi kembali Timun Emas menguatkan hatinya. Dia yakin, tuhan pasti akan memberi jalan keluar dan menolongnya. Dengan penuh keyakinan dia lempar terasi itu, dan lagi-lagi hal ajaib terjadi. Seluruh kawasan itu berubah menjadi lautan lumpur. Yang dapat menghisap dan menenggelamkan apapun yang berada di atasnya. Kali ini Buto ijo tak terlalu terkejut dengan kejadian itu. Karena itu adalah ke ajaiban ke tiga yang di lihatnya dalam satu hari ini, dia tak lagi heran. Dua rintangan telah mampu dia lalui dengan kesaktianya. Dan hal tersebut membuat Buto ijo yakin pada kesaktian dan kemampuanya. Dia yakin, dengan kesaktian yang di milikinya, dia dapat melewati rintangan ke tiga ini dengan mudah. 

Tapi semua di luar dugaanya, dia telah mengambil kesalahan yang cukup fatal. Ternyata lautan lumpur itu memiliki daya hisap yang teramat kuat. Ketika Buto ijo sampai di tengah-tengah lautan lumpur, dia tak mampu lagi bertahan dan ahirnya tenggelam di telan lautan lumpur. Maka tewaslah Buto ijo di tempat itu. 

Setelah kematian Buto ijo, Timun Emas kembali ke rumahnya bersama sang ibu. Kini kehidupan mereka lebih tenteram. Hingga pada suatu hari, ada seorang pangeran berburu di hutan. Tanpa di sengaja dia bertemu Timun Emas yang kala itu memetik bunga melati. Melihat kecantikan dan kebaikan hati Timun Emas, sang pangeran pun jatuh cinta. Hingga pada ahirnya Timun Emas di jadikan isteri dan di boyong ke istana bersama sang ibu, dan mereka hidup bahagia hingga ahir hayatnya. 

The End 

Sumber :http://dongengterbaru.blogspot.co.id/ and google gambar

Para prajurit berdamping dalam keberangkatan sang raja sangat sibuk untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Maka pada keesokan harinya berangkatlah pasukan sang raja dengan bendera dan kuda yang disaksikan oleh seluruh rakyat kerajaan dan dilepas oleh ketujuh orang putrinya.


Keberangkatan sang ayah sudah berlangsung satu minggu yang lewat. Maka tibalah saatnya yaitu saat-saat yang dinantikan oleh keenam kakaknya Si Bungsu untuk melampiaskan nafsu jahatnya yaitu ingin memusnahkan Si Bungsu supaya jangan tinggal bersama lagi dan bila perlu Si Bungsu harus dibunuh. Tanda-tanda ini diketahui oleh Si Bungsu lewat mimpinya yang ingin dibunuh oleh kakanya pada waktu tidur di malam hari.

Setelah mengadakan perundingan di antara keenam kakaknya dan rencanapun sudah matang, maka pada suatu siang keenam kakak di bungsu tersebut memanggil Si Bungsu, apakah yang dilakukannya?. Ternyata keenam kakanya mengajak Si Bungsu untuk mencari ikan (menangguk) yang di dalam bahasa Melayu Sambas mencari ikan dengan alat yang dinamakan tangguk yang dibuat dari rotan dan bentuknya seperti bujur telur (oval). Karena sangat gembira bahwa kakaknya mau berteman lagi dengannya, lalu Si Bungsu menerima ajakan tersebut. Padahal dalam ajakan tersebut terselip sebuah balas dendam kakaknya terhadap Si Bungsu, tetapi Si Bungsu tidak menduga hal itu sama sekali.

Tanpa berpikir panjang lagi maka berangkatlah ketujuh orang putri raja tersebut pada siang itu, dengan masing-masing membawa tangguk dan sampailah mereka bertujuh di tempat yang akan mereka tuju (lokasi menangguk), yaitu gua batu, Si Bungsu disuruh masuk terlebih dahulu ke dalam gua, baru diikuti oleh keenam kakaknya. Setelah mereka masuk, Si Bungsu disuruh berpisah dalam menangguk ikan supaya mendapat lebih banyak dan ia tidak tahu bahwa ia tertinggal jauh dengan kakak-kakanya.

Si Bungsu sudah berada lebih jauh ke dalam gua, sedangkan keenam kakaknya masih saja berada di muka gua dan mendoakan supaya Si Bungsu tidak dapat menemukan jejak untuk pulang nantinya. Keenam kakaknya tertawa terbahak-bahak sebab Si Bungsu telah hilang dari penglihatan. Suasana gua yang gelap gulita membuat Si Bungsu menjadi betul-betul kehabisan akal untuk mencari jalan keluar dari gua itu. Tidak lama kemudian keenam kakaknya pulang dari gua batu menuju rumahnya tanpa membawa Si Bungsu dan pada akhirnya Si Bungsu pun tersesat.

Merasa bahwa Si Bungsu telah dipermainkan oleh kakaknya tadi, maka tinggallah ia seorang diri di dalam gua batu tersebut dan duduk bersimpuh di atas batu pada aliran sungai dalam gua untuk meratapi nasibnya yang telah diperdayakan oleh keenam kakaknya, Si Bungsu hanya dapat menangis siang dan malam sebab tidak ada satupun makhluk yang dapat menolong dalam gua itu kecuali keadaan yang gelap gulita serta ikan yang berenang kesana kemari.

Bagaimana nasib Si Bungsu? tanpa terasa Si Bungsu berada dalam gua itu sudah tujuh hari tujuh malam lamanya, namun ia masih belum bisa untuk pulang, tepatnya pada hari ketujuh Si Bungsu berada di dalam gua itu, tanpa disangka-sangka terjadilah peristiwa yang sangat menakutkan di dalam gua batu itu, suara gemuruh menggelegar-gelegar sepertinya ingin merobohkan gua batu tersebut, Si Bungsu pun hanya bisa menangis dan menjerit-jerit untuk menahan rasa ketakutannya, maka pada saat itu dengan disertai bunyi yang menggelegar muncullah seorang kakek tua renta yang sakti dan berada tepat di hadapan Si Bungsu, lalu Si Bungsu pun terkejut melihatnya, tak lama kemudian kakek itu berkata,” Sedang apa kamu disini cucuku?”, lalu Si Bungsu pun menjawab,” Hamba ditinggalkan oleh kakak-kakak hamba, kek!”, maka Si Bungsu pun menangis ketakutan sehingga air matanya tidak berhenti keluar, tanpa diduga-duga pada saat itu dengan kesaktian kakek tersebut titik-titik air mata Si Bungsu secara perlahan-lahan berubah menjadi telur-telur putih yang besar dan banyak jumlahnya, kemudian Si Bungsu pun telah diubah bentuknya oleh si kakek sakti menjadi seekor burung yang indah bulu-bulunya. Si Bungsu masih bisa berbicara seperti manusia pada saat itu, lalu kakek itu berkata lagi, “Cucuku aku akan menolong kamu dari kesengsaraan yang menimpa hidupmu tapi dengan cara engkau telah kuubah bentukmu menjadi seekor burung dan kamu akan aku beri nama Burung Ruai, apabila aku telah hilang dari pandanganmu maka eramlah telur-telur itu supaya jadi burung-burung sebagai temanmu!”. Kemudian secara spontanitas Si Bungsu telah berubah menjadi seekor burung dengan menjawab pembicaraan kakek sakti itu dengan jawaban kwek … kwek … kwek … kwek …. kwek, Bersamaan dengan itu kakek sakti itu menghilang bersama asap dan burung ruai yang sangat banyak jumlahnya dan pada saat itu pula burung-burung itu pergi meninggalkan gua dan hidup di pohon depan tempat tinggal Si Bungsu dahulu, dengan bersuara kwek … kwek …. kwek … kwek …. kwek, Mereka menyaksikan kakak-kakak Si Bungsu yang dihukum oleh ayahnya karena telah membunuh Si Bungsu.

Sumber :  vutrav4.blogspot.com and Google Gambar

 
Konon pada zaman dahulu di daerah Kabupaten Sambas (Kalimantan Barat), tepatnya di pedalaman benua Bantahan sebelah Timur Kota Sekura Ibukota Kecamatan Teluk Keramat yang dihuni oleh Suku Dayak, telah terjadi peristiwa yang sangat menakjubkan untuk diketahui dan menarik untuk dikaji, sehingga peristiwa itu diangkat ke permukaan.

Menurut cerita yang tersebar dimasyarakat bahwa di daerah tersebut terdapat sebuah kerajaan yang kecil, letaknya tidak jauh dari Gunung Bawang yang berdampingan dengan Gunung Ruai. Tidak jauh dari kedua gunung dimaksud terdapatlah sebuah gua yang bernama “Gua Batu”, di dalamnya terdapat banyak aliran sungai kecil yang di dalamnya terdapat banyak ikan dan gua tersebut dihuni oleh seorang kakek tua renta yang boleh dikatakan sakti.
Cerita dimulai dengan seorang raja yang memerintah pada kerajaan di atas dan mempunyai tujuh orang putri, raja itu tidak mempunyai istri lagi sejak meninggalnya permaisuri atau ibu dari ketujuh orang putrinya. Di antara ketujuh orang putri tersebut ada satu orang putri raja yang bungsu atau Si Bungsu. Si Bungsu mempunyai budi pekerti yang baik, rajin, suka menolong dan taat pada orang tua, oleh karena itu tidak heran sang ayah sangat menyayanginya. Lain pula halnya dengan keenam kakak-kakaknya, perilakunya sangat berbeda jauh dengan Si Bungsu, keenam kakaknya mempunyai hati yang jahat, iri hati, dengki, suka membantah orang tua, dan malas bekerja. Setiap hari yang dikerjakan mereka hanya bermain-main saja.

Dengan kedua latar belakang inilah, maka sang raja menjadi pilih kasih terhadap putri-putrinya. Hampir setiap hari keenam kakak Si Bungsu dimarahi ayahnya, sedangkan Si Bungsu sangat dimanjakannya. Melihat perlakuan inilah maka keenam kakak Si Bungsu menjadi dendam, bahkan benci terhadap adik kandungnya sendiri, maka bila ayahnya tidak ada di tempat, sasaran sang kakak adalah melampiaskan dendam kepada Si Bungsu dengan memukul habis-habisan tanpa ada rasa kasihan sehingga tubuh Si Bungsu menjadi kebiru-biruan dan karena takut dipukuli lagi Si Bungsu menjadi takut dengan kakaknya.

Untuk itu segala hal yang diperintahkan kakaknya mau tidak mau Si Bungsu harus menurut seperti: mencuci pakaian kakaknya, membersihkan rumah dan halaman, memasak, mencuci piring, bahkan yang paling mengerikan lagi, Si Bungsu biasa disuruh untuk mendatangkan beberapa orang taruna muda untuk menemani kakaknya yang enam orang tadi. Semua pekerjaan hanya dikerjakan Si Bungsu sendirian sementara ke enam orang kakaknya hanya bersenda gurau saja.

Sekali waktu pernah akibat perlakuan keenam kakaknya itu terhadap Si Bungsu diketahui oleh sang raja (ayah) dengan melihat badan Si Bungsu yang biru karena habis dipukul tetapi takut untuk mengatakan yang sebenarnya pada sang ayah, dan bila sang ayah menanyakan peristiwa yang menimpa Si Bungsu kepada keenam kakaknya maka keenam orang kakaknya tersebut membuat alasan-alasan yang menjadikan sang ayah percaya seratus persen bahwa tidak terjadi apa-apa. Salah satu yang dibuat alasan sang kakak adalah sebab badan Si Bungsu biru karena Si Bungsu mencuri pepaya tetangga, kemudian ketahuan dan dipukul oleh tetangga tersebut. Karena terlalu percayanya sang ayah terhadap cerita dari sang kakak maka sang ayah tidak memperpanjang permasalahan dimaksud.

Begitulah kehidupan Si Bungsu yang dialami bersama keenam kakaknya, meskipun demikian Si Bungsu masih bersikap tidak menghadapi perlakuan keenam kakaknya, kadang-kadang Si Bungsu menangis tersedu-sedu menyesali dirinya mengapa ibunya begitu cepat meninggalkannya. sehingga ia tidak dapat memperoleh perlindungan. Untuk perlindungan dari sang ayah boleh dikatakan masih sangat kurang. Karena ayahnya sibuk dengan urusan kerajaan dan urusan pemerintahan.

Setelah mengalami hari-hari yang penuh kesengsaraan, maka pada suatu hari berkumpullah seluruh penghuni istana untuk mendengarkan berita bahwa sang raja akan berangkat ke kerajaan lain untuk lebih mempererat hubungan kekerabatan diantara mereka selama satu bulan. Ketujuh anak (putrinya) tidak ketinggalan untuk mendengarkan berita tentang kepergian ayahnya tersebut. Pada pertemuan itu pulalah diumumkan bahwa kekuasaan sang raja selama satu bulan itu dilimpahkan kepada Si Bungsu, yang penting bila sang raja tidak ada di tempat, maka masalah-masalah yang berhubungan dengan kerajaan (pemerintahan) harus mohon (minta) petunjuk terlebih dahulu dari Si Bungsu. Mendengar berita itu, keenam kakaknya terkejut dan timbul niat masing-masing di dalam hati kakaknya untuk melampiaskan rasa dengkinya, bila sang ayah sudah berangkat nanti. Serta timbul dalam hati masing-masing kakaknya mengapa kepercayaan ayahnya dilimpahkan kepada Si Bungsu bukan kepada mereka.

Bersambung.....
(Sumber : http://vutrav4.blogspot.com dan google gambar)

Powered By Blogger

About this blog

Translate

Followers

Entri Populer

Cursor

Pokemon - Trapinch